Pembekalan Mempersiapkan Gereja Katolik Ramah Anak Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas
Samarinda — Bertempat di Aula Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas pada Minggu, 2 November 2025, dilaksanakan kegiatan Pembekalan Mempersiapkan Gereja Katolik Ramah Anak. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus paroki, umat, serta perwakilan kelompok kategorial sebagai upaya menciptakan lingkungan gereja yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda, yaitu dr. Muhammad Abduh Faisal Sumampow, M.Kes, selaku Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak.
Bapak dr. Muhammad Abduh Faisal Sumampow, M.Kes sedang menyampaikan materi mengenai Prinsip Rumah Ibadah Ramah Anak
Dalam pemaparannya, dr. Abduh menjelaskan pentingnya membangun budaya gereja yang melindungi dan menghargai anak sebagai bagian dari kehidupan umat. Ia memperkenalkan konsep Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA), yang menekankan agar tempat ibadah menjadi ruang yang aman, bebas dari kekerasan, dan mendukung tumbuh kembang anak secara positif.
“Tempat ibadah seharusnya menjadi tempat yang menenangkan, bukan menakutkan. Anak-anak perlu merasa aman dan diterima saat beribadah maupun beraktivitas di gereja” ujar dr. Abduh.
Ia juga menyampaikan bahwa Gereja Katolik Hati Kudus Yesus di Jalan Awang Long telah ditetapkan sebagai Gereja Katolik Ramah Anak di Kota Samarinda, sebagai bentuk dukungan terhadap terwujudnya lingkungan ibadah yang ramah anak.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Pastor Paroki RD Benediktus Indra Praptana, Ketua Stasi Sanga-Sanga, serta perwakilan kelompok kategorial dan umat Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas. Dalam kesempatan tersebut, Pastor Indra menyampaikan harapannya agar seluruh umat semakin menyadari pentingnya melindungi dan mendampingi anak-anak dalam kehidupan menggereja.
.jpeg)
Ketua Stasi Sanga-Sanga, serta perwakilan kelompok kategorial dan umat Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas
Melalui pembekalan ini, paroki berkomitmen untuk menerapkan prinsip perlindungan anak dengan membentuk Tim Perlindungan Anak Paroki, menyediakan fasilitas yang aman dan bersih, serta menyusun kegiatan pastoral yang melibatkan anak-anak secara aktif.
